Usaha Tusuk Sate tanpa Riba
Peluang Usaha Tusuk Sate
Monggo direnungkan!!!!!
Tahun 2013
akhir pernah datang kerumah, sebut namanya mas Nuril asal lamongan. Sebelumnya
dia adalah seorang sales di daerah Bali dan terbilang cukup sukses dalam bidang
penjualan. Salah satu dari ratusan produk yang dijual adalah tusuk sate. Betapa
besarnya permintaan tusuk sate pada saat
itu, sehingga produsen yang mensupplynya pun tidak sanggup memenuhi targetnya.
Akhirnya, dia berfikir bahwa memproduksi tusuk sate sendiri adalah peluang yang sangat menjanjikan.
Waktu
demi waktu berjalan, akhirnya dia memutuskan risent dari pekerjaannya dan
beralih ke wirausaha memproduksi tusuk sate. Mulailah dia survey2 mesin ke
beberapa produsen akhirnya dia menjatuhkan pilihan Mesin Slicer yang dia beli
waktu itu harganya bekisar 75 jt untuk 1 set nya. Mulailah aktivitas produksi
itu didaerah asalnya Lamongan.
Produksi bisa dibilang
cukup bagus, dan cukup berhasil. Beberapa bulan berjalan ternyata kemampuan mesin hanya bisa mentok
menghasilkan 1,5 ton selama 1 bulan. Merasa tidak puas karena segala kemampuan
tenaganya dan pekerjanya semua dikerahkan hanya bisa mampu menghasilkan dengan kapasitas
produksi 1,5 ton. Kemudian, datanglah dia kerumah saya untuk konsultasi dan
saling berbagi tentang masalah produksi. Dia tertarik dengan mesin yang saya
gunakan dirumah yaitu sodok karena prosesnya yang cepat.
Dia
bercerita bahwa, dengan menghasilkan 1,5 ton per bulan itu dia bisa menghasilkan
keuntungan 5 juta per bulan. Tetapi dia bilang “ 5 juta itu mas buat beli susu
untuk anak saya aja enggak bisa”. Loh kok bisa? Saya bilang. “Saya untuk usaha
ini pakai pinjaman Bank mas, jadi penghasilan saya itu hanya untuk biaya hidup
saya di lamongan dan untuk angsuran bank, padahal istri dan anak saya tinggal
di Malang, saya malu sama istri dan mertua saya, klo saya tidak bisa memberi
nafkah, dan untuk membelikan susu anak saya aj tidak sanggup” jawab mas Nuril.
Cerita ini sungguh nyata,
dan mungkin dialami sebagian temen2 kita. Ini adalah contoh bisnis yang tidak
sehat.
Dari cerita diatas, mari
kita hitung2an bisnis dalam berwirausaha dibawah ini:
Komponen dalam aktivitas
produksi adalah:
Kalau
usaha ini sehat maka net bisa diinject untuk menjadi tambahan modal, maka usaha
bisa tumbuh karena modal bertambah.
Menyimak
dari cerita diatas tadi, yang terjadi adalah:
Operasional -
Ops expensive - Net (0)
Dalam
hal ini ops expensive adalah cicilan bank.
Laba
kotor yang telah dikurangi operasional produksi, masih dikurangi lagi cicilan
bank, maka yang terjadi net bisa menjadi 0. Maka dalam hal ini , usaha ini bisa
dikatakan tidak sehat karena kita disibukkan untuk mencicil dan mengangsur
bank, padahal hal ini berangsur bertahun-tahun sampai bank Lunas.
Pertanyaannya
adalah;
Mampukah
kita bisa bertahan selama bertahun-tahun itu untuk hidup kurang-kurang?
Silahkan
menjawab sesuai dengan pengalaman anda masing-masing.
Kenyataannya
adalah banyak yang jatuh dan tidak kuat menjalani kondisi seperti itu, apalagi
kalau kita sudah keluarga.
Jadi
mulailah berfikir “Grow not Speed”, dan bisakah kita usaha tusuk sate ini tanpaRiba??
Jombang,
19 September 2017
Salam
Komentar
Posting Komentar