Bisnis Tusuk Sate kokoh seperti ayam kampung
Bisnis Tusuk Satekokoh seperti ayam kampung
Bagaimana membangun bisnis kokoh
seperti ayam kampung?
1.
Ayam broiler : butuh waktu 3-4 minggu untuk
mencapai berat 1,5 kg
2.
Ayam kampung : butuh waktu 40-60 minggu untuk
mencapai berat 1,5 kg
Perbedaannya
adalah :
1.
Ayam broiler: ketika ada hujan, petir dia
langsung stress, kalau sudah stress dia gampang mati karena apa? dia tumbuh
secara tidak alami, dipaksa besar, masih
bayi tapi sudah di inject supaya badannya besar, jiwanya masih TK tapi badannya
kayak anak kuliahan, jadi berdiri tegak pun tidak bisa karena badanya kebesara
jiwanya masih rapuh.
2.
Ayam kampung : ketika ada hujan, petir dia
biasa, cukup dengan berteduh, ketika hujan redah dia keluar lagi dan seger
lagi. Karena apa? Dia tumbuh secara alami, butuh waktu lama untuk menjadi besar
tapi dia bisa survive ketika ada goncangan petir hujan, dia kokoh dan bertahan.
Analogi diatas sama
seperti sebuah bisnis. Contoh kasus :
Ada teman, punya beberapa
set mesin tusuk sate, 2 mesin potong bambu, 2 mesin pemecah, 2 mesin penipis, 3
mesin cacah dan penipis, 4 mesin tulup, 3 mesin slicer, 2 mesin poles, 3 mesinperuncing, langsung banyak padahal semua
modal dia dapat sebagian besar dari pinjaman bank, maka ketika usahanya adagoncangan, misal :Trobel pada mesin, market sepi, kelambatan produksi, ditinggal pegawai, bahan
baku kosong, uang macet belum kebayar sama konsumen, dll, padahal jaminan tiap
bulan angsuran ke bank adalah pasti, maka dia akan disibukkan bagaimana
mencicil bank, pikirannya kesita bagaimana untuk menangani bank, belum lgi kalu
tidak bisa bayar, aset kesita bahkan rumah ikut kejual. Ini contoh bisnis cepat besar
tapi rapuh.
Beda kalau dia beli
beberapa dulu, dari modal sendiri, atau beli cash, ketika ada profit dia tabung
lagi terus ditabung dibelikan mesin lagi, dijalankan ada profit ditabung lagi
dan seterusnya, maka ketika ada
goncangan dia kuat, kokoh, kenapa? Tidak ada beban dengan pinjaman. Lambat tapi kuat kokoh dan survive.
Jadi sekarang kita mulai
belajar berfikir, “Bisnis lambat tidak apa2 yang penting kuat dan survive,
jangan berfikir cepat besar tapi rapuh dan goncang”.
Langkah strategis apa yang seharusnya bagi pengusaha tusuk sate pemula:
Mengingat banyak kegagaln yang dialami kawan2 perajin tusuk sate.
Tahapannya adalah:
1. Level 1 : Jadilah distributor dulu/sebagai
marketer, cari pasar dlu, level ini terbilang aman
2. Level 2 : Belilah Peruncing dulu, anda bisa
beli bahan setengah jadi yang sudah poles dari para supplier, banyak juga yang
menyediakan bahan setengah jadi yang sudah poles, anda tinggal meruncing saja,
level ini juga cenderung masih aman.
3. Level 3 : Beli mesin poles, setelah anda
puya peruncing dan berhasil, anda bisa menabung untuk beli mesin poles tusuk sate, maka
anda tinggal beli bahan setengah jadi yang belum poles, banyak juga penyediabunduhan yang belum poles, level ini juga relatif aman resiko masih kecil.
4.
Level
4 ; setelah level 1,2,dan 3 berhasil, maka anda boleh mencoba level 4, yaitu
produksi dari awal hingga akhir, mulai dari pemotong dan pencetak lidi tusuksate, ini level yang agak berat, syarat kunci keberhasilannnya adalah di
pencetak lidinya, ini tahapan yang sangat sulit banyak yang gagal di level ini,
banyak faktor kegagalan yang mempengaruhinya, mesin pencetak ini ada 3 macam,
Mesin Tulup, mesin slicer dan mesin sodok, masing2 punya kelebihan dan
kekurangan masing2, belajarlah pada orang yang telah berhasil disalah satu
pengguna mesin tsbt. Punya ketiganya juga lebih bagus sebagai perbandingan.
Catatan : Kebanyakan masyarakat umum
kebalik bermain levelnya, rata2 langsung meloncat ke level 4 akhirnya juga
banyak yang jatuh, ini bisa dijadikan bahan perhatian bagi pemula. Banyak yang beli potong bambu dan pencetaknya
dulu, kemudian beli poles, dan terakir beli peruncing ini bisa dikatakan
kebalik, sama aja level berat dlu trs ke level mudah, harusnya di level mudah
dulu baru ke level berat.
Hal ini berlaku karena saat ini sudah
banyak sekali yang penjual bunduhan.
Semoga bermanfaat!!!!
Salam sukses,
Komentar
Posting Komentar